Barangkali kita semua berpikir dan bertanya, "Mengapa keluarga baik-baik ditimpa musibah". Mungkin ada juga kerabat atau sahabat yang kita kenal baik, rajin beribadah dan melayani, tapi hidup mereka banyak masalah. Ada yang anaknya menjadi pecandu, ada putrinya yang hamil di luar nikah hingga menikah dengan yang bukan seiman.
Bahkan ada juga pendeta terkenal yang sudah melayani di taraf Internasional, tetapi istrinya justru menderita depresi akut. Ada juga hamba Tuhan yang hidupnya dipakai Tuhan dengan luar biasa, berintegritas dan memegang iman dengan teguh tetapi anaknya memilih menjadi ateis.
Kadang muncul pertanyaan besar di dalam hati kita, “Kenapa ya keluarganya bisa begitu, padahal dia orang baik lho?”
Tahukah Anda bahwa tokoh-tokoh terpenting di Alkitab pun mengalami kondisi serupa. Siapa yang tidak mengenal Raja Daud, pemimpin yang dikenal saleh dan takut akan Tuhan. Dia bahkan seorang pemazmur yang menciptakan nyanyian yang kita kenal sampai hari ini. Kenapa Tuhan mengizinkan Daud jatuh dalam dosa perzinahan dan bahkan anak-anaknya dibiarkan hancur.
Baca Juga: Pentingnya Keluarga Bagi Tuhan
Tokoh lainnya Abraham, yang dikenal sebagai Bapak orang beriman juga mengalami prahara dalam rumah tangganya. Dia harus menikahi budaknya Hagar demi memperoleh anak. Atau seperti kehidupan Imam Eli yang dikenal baik dan disegani. Dia harus menerima bahwa anak-anaknya hidup di dalam perbuatan yang mencemarkan nama baiknya sebagai imam.
Lalu kenapa Tuhan membiarkan keluarga orang-orang yang hidup dengan baik hancur?
Ada 2 alasan kenapa hal buruk menimpa keluarga baik-baik:
1. Faktor Manusiawi
Masalah yang kita alami disebabkan oleh kesalahan manusia. Kesalahan ini sebagian besar tidak disadari dan tidak disengaja, sebab ada kaitannya dengan masa lalu yang buruk atau pohon keluarga yang busuk.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh:
Tak dimungkiri, ada banyak hamba Tuhan yang lebih memilih melayani Tuhan selama 24 jam setiap hari daripada menghabiskan waktu bersama keluarga.
Baca Juga: Anak Kehilangan Peran Ayah? Berikut Penyebabnya…
Tanpa disadari, pola pikir tersebut tidak saja merusak hubungan keluarga tetapi melanggar perintah Tuhan.
“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Matius 22:37-39)
2. Faktor Ilahi
Di sisi lain, ada saja orang mengalami hal buruk dalam hidupnya meskipun tidak melakukan kesalahan. Kenapa Tuhan mengizinkan hal itu terjadi? Itu yang perlu kita mengerti.
Ada beberapa alasan mengapa Tuhan mengizinkan orang-orang baik mengalami hal buruk.
1. Menjadi alat peraga di tangan Tuhan
Seperti yang dialami oleh Ayub, meskipun hidup taat dihadapan Tuhan, namun dia diizinkan melalui masa-masa sukar mulai dari anaknya meninggal, hartanya ludes, istrinya kabur dan semua orang-orang terdekatnya menjauhi dia. Yang paling menyesakkan, dia juga harus menderita sakit kusta dan depresi karena situasi tersebut.
BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->
Sumber : Julianto Simanjuntak